KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Everett M. Rogers
Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Rogers & D. Lawrence Kincaid
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yg pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yg mendalam.
Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yg pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yg mendalam.
Shannon & Weaver
Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yg saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yg saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Raymond S. Ross
Komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yg serupa dengan yg dimaksudkan komunikator.
Komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yg serupa dengan yg dimaksudkan komunikator.
B. PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi terbagi menjadi 2 (dua) tahap, yaitu proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder.
1. Proses Komunikasi Secara Primer
Pengertian proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang yang dipergunakan sebagai media primer dalam proses komunikasi ialah bahasa, gambar, isyarat, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.
Bahasa merupakan yang paling banyak digunakan untuk menerjemahkan pikiran seseoarang kepada orang lain. Kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya, hanya dapat mengomunikasikan hal-hal tertentu saja (sangat terbatas).
Pikiran atau perasaan seseorang baru akan diketahui oleh orang lain dan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan dengan menggunakan media primer, yaitu lambang lambang. Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri atas isi (the content) dan lambang (symbol).
Seperti yang dipaparkan di atas, media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Akan tetapi, tidak semua orang pandang mencari kata-kata yang sesungguhnya. Sebuah perkataan belum tentu mengandung makna yang sama bagi semua orang.
Kata-kata mengandung dua jenis pengertian, yaitu pengertian denotatif dan pengertian konotatif. Perkataan dalam Pengertian Denotatif adalah yang mengandung arti sebagaimana tercantum dalam kamus (dictionary meaning) dan diterima secara umum oleh kebanyakan orang dengan kebudayaan dan bahasa yang sama. Perkataan dalam Pengertian Konotatif adalah yang mengandung pengertian emosional atau mengandung penilaian tertentu.
Contohnya : Perkataan "Demokratis". Pengertian denotatif demokrasi adalah pemerintahan rakyat. Dalam pengertian konotatif istilah ini tidak sama bagi seorang Rusia, bagi seorang Amerika dan bagi Seorang Indonesia. Masing-masing mempunyai pandangan, pendapat dan anggapan tertentu terhadap perkataan demokrasi tersebut. Demikianlah sebuah ilustrasi yang menunjukkan betapa pentingnya bahasa dalam proses komunikasi.
2. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Pengertian Proses Komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif juga atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, majalah, surat kabar, radio, televisi dan banyak lagi adalah media kedua yang sering dipergunakan dalam komunikasi.
Proses komunikasi terbagi menjadi 2 (dua) tahap, yaitu proses komunikasi secara primer dan proses komunikasi secara sekunder.
1. Proses Komunikasi Secara Primer
Pengertian proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang yang dipergunakan sebagai media primer dalam proses komunikasi ialah bahasa, gambar, isyarat, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan.
Bahasa merupakan yang paling banyak digunakan untuk menerjemahkan pikiran seseoarang kepada orang lain. Kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya, hanya dapat mengomunikasikan hal-hal tertentu saja (sangat terbatas).
Pikiran atau perasaan seseorang baru akan diketahui oleh orang lain dan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan dengan menggunakan media primer, yaitu lambang lambang. Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri atas isi (the content) dan lambang (symbol).
Seperti yang dipaparkan di atas, media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa. Akan tetapi, tidak semua orang pandang mencari kata-kata yang sesungguhnya. Sebuah perkataan belum tentu mengandung makna yang sama bagi semua orang.
Kata-kata mengandung dua jenis pengertian, yaitu pengertian denotatif dan pengertian konotatif. Perkataan dalam Pengertian Denotatif adalah yang mengandung arti sebagaimana tercantum dalam kamus (dictionary meaning) dan diterima secara umum oleh kebanyakan orang dengan kebudayaan dan bahasa yang sama. Perkataan dalam Pengertian Konotatif adalah yang mengandung pengertian emosional atau mengandung penilaian tertentu.
Contohnya : Perkataan "Demokratis". Pengertian denotatif demokrasi adalah pemerintahan rakyat. Dalam pengertian konotatif istilah ini tidak sama bagi seorang Rusia, bagi seorang Amerika dan bagi Seorang Indonesia. Masing-masing mempunyai pandangan, pendapat dan anggapan tertentu terhadap perkataan demokrasi tersebut. Demikianlah sebuah ilustrasi yang menunjukkan betapa pentingnya bahasa dalam proses komunikasi.
2. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Pengertian Proses Komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif juga atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, majalah, surat kabar, radio, televisi dan banyak lagi adalah media kedua yang sering dipergunakan dalam komunikasi.
C. HAMBATAN KOMUNIKASI
Beberapa faktor penghambat dalam komunikasi adalah :
1. Masalah dalam pengembangan pesan
Ada beberapa bentuk masalah dalam pengembangan pesan, seperti : keraguan tentang isi pesan, merasa asing dengan situasi yang ada, terjadi pertentangan emosional, sulit mengapresiasikan ide.
2. Masalah dalam penyampaian pesan
Umumnya terjadi karena kendala fisik dalam berkomunikasi, misalnya : aliran listrik padam, sound systemtidak bekerja dengan baik, kurangnya sarana presentasi, pesan terlalu panjang dan sebagainya.
3. Masalah dalam penerimaan pesan
Masalah yang muncul secara umum adalah posisi duduk yang kurang nyaman, konsentrasi terganggu, pandangan yang terhalang, jarak komunikasi yang terlalu jauh, dsb.
4. Masalah dalam menafsirkan pesan
Masalah ini akan terjadi jika terdapat perbedaan usia, perbedaan tingkat pendidikkan, status social, perbedaan jenis kelamin, keadaan ekonomi, dsb. Selain itu juga akan terjadi kesalahan dalam penafsiran kata karena memiliki arti ganda yang disebabkan kompleksnya latar belakang budaya.
Dalam komunikasi biasanya sering terjadi kesalahpahaman. Sehingga ada beberapa hal yang bisa menjadi hambatan dalam berkomunikasi seperti :
Beberapa faktor penghambat dalam komunikasi adalah :
1. Masalah dalam pengembangan pesan
Ada beberapa bentuk masalah dalam pengembangan pesan, seperti : keraguan tentang isi pesan, merasa asing dengan situasi yang ada, terjadi pertentangan emosional, sulit mengapresiasikan ide.
2. Masalah dalam penyampaian pesan
Umumnya terjadi karena kendala fisik dalam berkomunikasi, misalnya : aliran listrik padam, sound systemtidak bekerja dengan baik, kurangnya sarana presentasi, pesan terlalu panjang dan sebagainya.
3. Masalah dalam penerimaan pesan
Masalah yang muncul secara umum adalah posisi duduk yang kurang nyaman, konsentrasi terganggu, pandangan yang terhalang, jarak komunikasi yang terlalu jauh, dsb.
4. Masalah dalam menafsirkan pesan
Masalah ini akan terjadi jika terdapat perbedaan usia, perbedaan tingkat pendidikkan, status social, perbedaan jenis kelamin, keadaan ekonomi, dsb. Selain itu juga akan terjadi kesalahan dalam penafsiran kata karena memiliki arti ganda yang disebabkan kompleksnya latar belakang budaya.
Dalam komunikasi biasanya sering terjadi kesalahpahaman. Sehingga ada beberapa hal yang bisa menjadi hambatan dalam berkomunikasi seperti :
· Hambatan dari proses komunikasi
1. Hambatan media, hambatan ini sering kali terjadi seperti gambar yang tidak jelas pada siaran televisi, sehingga pesan yang ingin di sampaikan tidak sampai.
2. Hambatan dalam membuat sandi atau symbol, hal ini terjadi karena bahasa yang digunakan kurang di mengerti, sehingga arti yang dimaksud oleh si pengirim pesan dengan yang menerima pesan, tidak sama atau hasil cetakan tulisan ada beberapa yang hilang, sehingga penerima pesan tidak dapat membaca isi pesan secara utuh.
3. Hambatan dari pengirim pesan, disebabkan karena pesan yang akan disampaikan belum dimengerti oleh si pengirim pesan, sehinngga pesan yang akan di sampaikan menjadi tertunda atau menjadi rancu.
4. Hambatan dari penerima pesan, hal ini seringkali terjadi karena kesalahpahaman dalam mengartikan pesan yang di kirim, di karenakan kurangnya perhatian pada saat menerima pesan atau adanya sikap prasangka dan tanggapan yang keliru serta tidak mencari informasi lebih lanjut.
5. Hambatan dalam memberikan umpan balik (feedback). Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya, tidak tepat waktu atau tidak jelas.
· Hambatan semantik
Kata – kata yang digunakan cenderung mempunyai arti kompleks sehingga pesan yang disampaikan menjadi tidak jelas.
· Hambatan fisik
Hambatan fisik seperti cuaca, gangguan alat komunikasi, gangguan kesehatan, akan mengakibatkan terjadinyahambatan komunikasi.
· Hambatan psikologi
Hambatan psikologi dan social kadang – kadang mengganggu komunikasi, seperti adanya perbedaan nilai – nilai harapan antara si pengirim pesan dengan si penerima pesan, sehingga pesan yang di sampaikan tidak sesuai dengan yang di terima.
D. DEFINISI KOMUNIKASI INTERPERSONAL EFEKTIF DALAM ORGANISASI YANG MENCAKUP
1. COMPONENTIAL
Definisi berdasarkan komponen (componential), menjelaskan komunikasi antarpribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok orang kecil, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
1. COMPONENTIAL
Definisi berdasarkan komponen (componential), menjelaskan komunikasi antarpribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok orang kecil, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
2. SITUASIONAL
Ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. Menurut Pace dapat dilakukan dalam 3 bentuk yakni :
• Percakapan : berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan informal.
• Dialog : berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan lebih personal.
• Wawancara : sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan lainnya berada pada posisi menjawab.
Ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. Menurut Pace dapat dilakukan dalam 3 bentuk yakni :
• Percakapan : berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan informal.
• Dialog : berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam dan lebih personal.
• Wawancara : sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan lainnya berada pada posisi menjawab.
E. MODEL PENGOLAHAN INFORMASI
1. Rational : Model ini berasumsi bahwa pembuat keputusan merupakan aktor yang bertujuan (purposeful), selalu diarahkan untuk mencapai suatu sasaran (goals) yang tersusun dengan baik (well-ordered preference).
2. Rasionalitas Terbatas (Limited Capacity) : Model rasional terbatas (bounded rationality) yang dikemukakan oleh Herbert A. Simon. Semua pembuat keputusan selalu berupaya untuk memaksimalkan keputusan demikian, keputusan harus dididukung oleh informasi, waktu, personil dan sumber daya lain yang cukup.
3. Keputusan Instrumental (Expert) : Model keputusan inkremental (incremental decision) dipopulerkan oleh David Baybrooke dan Charles E. Lindlom. Menurut mereka dalam bidang ilmu politik (politic realm)tidak selalu dibuat mengikuti pertimbangan dan perbandingan yang hati-hati dan alternatif yang tersedia.
4. Cybernetic : Diambil dari bahasa Yunani, yang berarti pengendali. Orang yang pertama kali memperkenalkan adalah Norbert Weiner. Sibernetika memandang pembuatan keputusan politik sebagai suatu pengendalian dan pengkordinasian, usaha-usaha manusia untuk mencapai serangkaian tujuan. Faktor yang dianggap menjadi dasar atau kuncinya adalah transmisi informasi. Hasil dari proses tersebut berupa keputusan yang siap diimplementasikan dalam lingkungan yang akan menjadi sebuah informasi baru dan masuk kedalam sistem pemerimaan uyntuk dievaluasi.
1. Rational : Model ini berasumsi bahwa pembuat keputusan merupakan aktor yang bertujuan (purposeful), selalu diarahkan untuk mencapai suatu sasaran (goals) yang tersusun dengan baik (well-ordered preference).
2. Rasionalitas Terbatas (Limited Capacity) : Model rasional terbatas (bounded rationality) yang dikemukakan oleh Herbert A. Simon. Semua pembuat keputusan selalu berupaya untuk memaksimalkan keputusan demikian, keputusan harus dididukung oleh informasi, waktu, personil dan sumber daya lain yang cukup.
3. Keputusan Instrumental (Expert) : Model keputusan inkremental (incremental decision) dipopulerkan oleh David Baybrooke dan Charles E. Lindlom. Menurut mereka dalam bidang ilmu politik (politic realm)tidak selalu dibuat mengikuti pertimbangan dan perbandingan yang hati-hati dan alternatif yang tersedia.
4. Cybernetic : Diambil dari bahasa Yunani, yang berarti pengendali. Orang yang pertama kali memperkenalkan adalah Norbert Weiner. Sibernetika memandang pembuatan keputusan politik sebagai suatu pengendalian dan pengkordinasian, usaha-usaha manusia untuk mencapai serangkaian tujuan. Faktor yang dianggap menjadi dasar atau kuncinya adalah transmisi informasi. Hasil dari proses tersebut berupa keputusan yang siap diimplementasikan dalam lingkungan yang akan menjadi sebuah informasi baru dan masuk kedalam sistem pemerimaan uyntuk dievaluasi.
F. MODEL INTERAKTIF MANAJEMEN
1. KEPERCAYAAN DIRI / CONFIDENCE
Kepercayaan diri ditunjukkan dengan tidak adanya perasaan cemas dan senantiasa nyaman bersama orang lain serta nyaman dalam situasi komunikasi. Hal ini memungkinkan orang untuk berkomunikasi dengan lebih efektif karena tidak malu-malu, gelisah, galau, khawatir. Kepercayaan diri akan membuat orang menjadi lebih santai, tidak kaku, fleksibel dalam suara dan gerak tubuh, tidak terpaku pada nada suara ter tentu dan gerak tubuh, terkendali dan tidak gugup serta canggung.
2. KEBERSATUAN / IMMEDIACY
Kebersatuan mengacu pada adanya penggabungan antara pembicara dengan pendengar, kebersatuan menyatukan antara pembicara dan pendengar. Komunikator yang memperlihatkan kebersatuan mengisyaratkan adanya minat dan perhatian. Bahasa yang menunjukkan kebersatuan umumnya ditanggapi lebih positif daripada bahasa yang tidak menunjukkan kebersatuan.
Secara nonverbal, kebersatuan dapat dinyatakan dengan memelihara kontak mata yang pantas sehingga mampu memunculkan kedekatan fisik yang menggemakan kedekatan psikologis, serta dengan sosok tubuh yang langsung dan terbuka. Hal ini meliputi gerakan tubuh yang dipusatkan pada orang lain yang Anda ajak berinteraksi, tidak terlalu banyak melihat kesana-kemari, memberikan senyuman, dan perilaku-perilaku yang mengisyaratkan “Saya berminat kepada Anda.”
Beberapa bentuk komunikasi secara verbal yang menunjukkan kebersatuan adalah sebagai berikut :
· Menyebut nama lawan bicara.
· Menggunakan kata ganti yang mencakup pembicara maupun pendengar, contoh : kita.
· Memberikan umpan balik yang relevan.
· Pusatkan perhatian pada kata-kata lawan bicara.
· Hargai, kukuhkan dan pujilah lawan bicara Anda.
· Sertakan referensi diri ke dalam pernyataan yang bersifat evaluatif.
3. MANAJEMEN INTERAKSI / INTERACTION MANAGEMENT
Dalam berkomunikasi, mereka yang terlibat di dalam proses tersebut memiliki kontribusi yang sama, tidak ada pihak yang merasa terabaikan dan tidak ada yang merasa lebih penting dan lebih dominan. Peran dalam manajemen interaksi ini dapat dilakukan dengan cara menjaga dan memberikan gerakan mata, ekspresi wajah, vocal serta gerakan tubuh yang sesuai. Selain itu dapat pula dengan memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk berbicara.
4. PERILAKU EKSPRESIF / EXPRESSIVENESS
Hal ini mengacu pada keterampilan mengkomunikasikan keterlibatan tulus dalam interaksi antar pribadi. Perilaku ekspresif dapat dilakukan dengan cara mempergunakan variasi di dalam kecepatan, nada, volume dan ritme suara untuk mengisyaratkan keterlibatan dan perhatian. Selain itu, dapat pula ditunjukkan dengan menggunakan bahasa atau gerak-gerik tubuh. Terlalu sedikit gerak-gerik tubuh mengisyaratkan ketiadaan minat namun terlalu banyak gerak-gerik juga dapat mengisyaratkan ketidaknyamanan, kecanggungan dan kegugupan.
5. ORIENTASI PADA ORANG LAIN / OTHER ORIENTATION
Orientasi pada orang lain mengacu pada kemampuan kita untuk menyesuaikan diri dengan lawan bicara kita selama proses komunikasi antar pribadi berlangsung. Orientasi ini mencakup pengkomunikasian perhatian dan minat kita terhadap apa yang dilakukan oleh lawan bicara kita. Perhatian dan minat tersebut dapat diungkapkan baik secara verbal maupun secara non verbal.
Secara verbal dapat diungkapkan dengan komentar-komentar seperti : “o ya!”,“oh begitu..”. Sedangkan secara non verbal dapat diungkapkan dengan memperlihatkan perasaan atau emosi lewat ekspresi wajah yang sesuai.
SUMBER
NAMA : RIZKI AMALIA
NMP : 17513912
KELAS : 3PA12