Sponsor

Liverpool FC

Sabtu, 10 Desember 2016

Tugas Sistem Informasi Psikologi 3

Harapan dan Impian

Setiap manusia pasti memiliki harapan dan impian yang berbeda-beda. Harapan dan impian akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya pengalaman individu. Saat SMP saya ingin sekali jika sudah dewasa memiliki usaha yang bergerak di bidang kuliner, atau menjadi tuor guide karena saya senang sekali dapat memandu turis asing berkeliling Indonesia untuk memperkenalkan betapa cantiknya pariwisata yang dimiliki Indonesia.
Harapan saya ke depan, saya ingin lulus kuliah tepat waktu tahun 2017 dan dapat di wisuda bulan Oktober 2017, saya juga ingin langsung bekerja setelah lulus kuliah, suatu saat nanti saya dapat memiliki usaha di bidang kuliner atau perumahan, saya juga ingin memberangkatkan kedua orang saya ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah Haji, saya ingin menyekolahkan adik saya sampai lulus perguruan tinggi, saya juga ingin pergi ke Inggris terutama ke Liverpool dan menonton langsung pertandingan Liverpool FC di Anfield Stadium bersama pasangan saya, serta saya juga ingin dapat mewujudkan apa saja yang diinginkan oleh kakek dan nenek saya.

Rabu, 09 November 2016

Tugas Sistem Informasi 2 -- Analisa Kasus

Tema      :  Cyberbullying (Psikologi Sosial)




Perkembangan dunia dalam bindang teknologi informasi (IT) sekarang ini berkembang dengan pesatnya, apalagi dalam dunia internet atau dapat disebut juga dengan istilah dunia maya. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya kalangan pengguna internet, mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa, pekerja, dan lain sebagainya. Internet merupakan media teknologi yang sangat mudah dan cepat diakses oleh semua orang untuk mecari segala informasi. Kadang kali manusia bebas melakukan apa saja diinternet tanpa memikirkan dapak negative maupun positif dari penggunaan internet itu sendiri. Peran remaja tidak bisa dilepaskan dari internet, termasuk di dalamnya sosial media. Tidak seperti orang dewasa yang pada umumnya sudah mampu mem-filter hal-hal baik ataupun buruk dari internet, remaja sebagai salah satu pengguna internet justru sebaliknya. Selain belum mampu memilah aktivitas internet yang bermanfaat, mereka juga cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial mereka tanpa mempertimbangkan terlebih dulu efek positif atau negatif yang akan diterima saat melakukan aktivitas internet tertentu (Qomariyah, 2011).

Baru-baru ini sedang hangat-hangatnya dengan kasus seorang pelajar perempuan yang berasal dari Medan sebagai bahan pembicaraan di dunia maya. Remaja SMA yang bernama Sonya Depari terlihat sedang berdebat seorang polwan dan mengaku bahwa dia seorang anak jendral BNN Arman Depari di sebuah video yang tersebar luas di internet. Akibatnya, dari pihak netizen yang melihat kejadian itu kurang senang dengan tindakan Sonya dan menanggapi dengan pem-bully-an yang kurang pas. Sonya bisa dibilang merupakan korban cyberbullying. kehidupan koraban akan terganggu akibat cyberbullying yang diberikan oleh netizen. Apalagi dengan maraknya pengguna internet yang melakukan cyberbullying terhadap Sonya secara berulang dan berkelanjutan. Korban akan semakin merasa terintimidasi dan ditindas secara online. Hal ini akan membuat korban mengalami gangguan psikologis akibat cyberbullying. Juvonen (2008) mengungkapkan bahwa berkembangnya penggunaan teknologi komunikasi khususnya pada remaja, dunia maya menjadi wadah baru yang beresiko bagi aksi kekerasan. Efek negatif dalam berinternet yang akhirnya menimbulkan perilaku kekerasan pada dunia maya disebut dengan cyberbullying. Cyberbullying dalam dunia maya berpengaruh besar pada kehidupan remaja, dalam hal ini Willard (2004) dalam Juvonen (2008) menyatakan tidak ada jalan keluar dalam cyberbullying (no escape). Juvonen (2008) juga menjelaskan para remaja enggan memberitahu orang tua mereka mengenai insiden-insiden online yang terjadi pada mereka disebabkan mereka tidak mau orang tua membatasi kegiatan online mereka. Oleh karena itu, Juvonen berkesimpulan cyberbullying bisa menjadi beban bagi para remaja karena dapat terjadi untuk waktu yang lama. Tindakan cyberbullying pada internet khususnya pada media sosial tidak mengarah kepada perempuan saja atau laki-laki saja, dengan kata lain cyberbullying tidak mengenal jenis kelamin (gender). Juvonen (2008) dan Patchin & Hinduja (2012) menyatakan bahwa cyberbullying tidak mengenal jenis kelamin. Dalam pemaparan Lindfors et al (2012), beberapa penelitian menunjukan keseimbangan dalam hal siapa yang menjadi korban cyberbullying baik laki-laki maupun perempuan. Menurut Patchin & Hinduja (2012), seseorang yang menjadi korban cyberbullying adalah seseorang yang juga menjadi korban bully di sekolah. Adapun para pelaku cyberbullying adalah orang-orang yang cenderung agresif dan sering melanggar aturan (Ybarra & Mitchell, 2007, dalam Hinduja & Patchin 2012). Menurut Ayuningtyas (2013), perilaku cyberbullying di Indonesia sebenarnya adalah masalah baru seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Belum banyak penelitian yang memfokuskan diri untuk mengangkat masalah ini sehingga kasus cyberbullying ini juga tidak dapat terungkap kepermukaan seluruhnya, padahal dampak kaus ini cukup berbahaya.

Analisa Kasus dan Solusi 

Masalah cyberbullying yang dihadapi Sonya Deari ini cukup parah. Tak berapa lama video nya tersebar, ayah Sonya pun meninggal dunia. Ayah Sonya terkena serangan jantung akibat menonton video Sonya yang sedang memarahi polisi wanita tersebut. Dalam kasus ini, ada dua hal yang mungkin bisa disoroti, pola asuh orang tua dan kasus cyberbullying itu sendiri. Orang tua harusnya dapat menananmkan nilai budi ekerti terhadap anak sedari kecil, menjaga dan mengawasi anak pada era yang sangat modern ini agar tidak terjermus ke dalam perilaku yang negatif. Mungkin dapat dilakukan terapi keluarga agar setiap anggota keluarga mengerti apa yang diinginkan anggota keluarga lainnya. Cyberbullying sendiri sudah banyak terjadi di belahan dunia, termasuk Indonesia. Kiranya masyarakat yang menggunakan internet agar lebih bijak lagi dalam penggunaannya. Apabila melihat kasus seperti Sonya di internet sekiranya apabila ingin menasihati dengan kata-kata yang bijak dan baik, bukan dengan mencaci maki.



Sumber

Sabtu, 08 Oktober 2016

Sistem Informasi Psikologi

Sistem Informasi

 Sistem informasi menurut Robert A. Leitch dan K. RoscoeDavis adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Sistem informasi merupakan suatu perkumpulan data yang terorganisasi beserta tatacara penggunaanya yang mencangkup lebih jauh dari pada sekedar penyajian. Istilah tersebut menyir atkan suatu maksud yang ingin dicapai dengan jalan memilih dan mengatur data serta menyusun tatacara penggunaanya. Keberhasilan suatu sistem informasi yang diukur berdasarkan maksud pembuatanya tergantung pada tiga faktor utama, yaitu : keserasian dan mutu data, pengorganisasian data, dan tatacara penggunaanya.untuk memenuhi permintaan penggunaan tertentu, maka struktur dan cara kerja sistem informasi berbeda-beda ber gantung pada macam keperluan atau macam permintaan yang harus dipenuhi.

Berdasarkan dari uraian diatas, sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi  mengenai perkumpulan data yang terorganisasi  beserta tata cara penggunaannya yang lebih jauh dari sekedar penyajian, mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi  harian, mendukung operasi, bersifat manajerial kegiatan strategi dari suatu organisasi dan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. 

Psikologi

Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri keberadaannya. 

Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis. 
  1. Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 --> Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat  secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung. 
  2. Richard Mayer -->  Psikologi merupakan analisis mengenai proses mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia.
  3. Wilhem Wundt & E.B Titchener --> Psikologi adalah pengalaman manusia yang dipelajari dari sudut pandang pribadi yang mengalaminya seperti perasaan panca indera, pikiran, merasa (feeling), dan kehendak. 
  4. Allport --> Psikologi adalah satu upaya untuk memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku individu yang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain secara aktual, dibayangkan, atau hadir secara tidak langsung.
Berdasarkan uraian diatas, psikologi adalah ilmu tentang jiwa yang meliputi pembelajaran tentang perilaku manusia dan binatang beserta analisis mental dan struktur daya ingat yang dipelajari dari sudut pandang pribadi yang mengalaminya, seperti panca indra, pikiran, perasaan, dan kehendak karena dipengaruhi kehadiran orang atau objek lain secara aktual, dibayangkan, atau hadir secara tidak langsung. 

Sistem Informasi Psikologi

Dari uraian dan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian sistem informasi psikologi, yaitu suatu sistem dalam suatu organisasi mengenai perkumpulan data yang terorganisasi  beserta tata cara penggunaannya mengenai ilmu yang mempelajari  jiwa, perilaku manusia dan binatang, serta struktur daya ingat dan mental melalui panca indra, pikiran, perasaan dan kehendak karena adanya manusia atau objek lain yang mempengaruhi secara aktual, dibayangkan atau hadir tidak langsung, dengan cara mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi  harian, mendukung operasi dan kegiatan strategi yang disajikan dengan laporan-laporan yang diperlukan.  

SUMBER

http://www.ilmumanajemen.com/index.php?option=com_content&view=article&id=55:psi&catid=39:msi&Itemid=57
http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi/
http://blog2future.blogspot.com/2013/10/pengertian-sistem-informasi-psikologi.html
 

Minggu, 19 Juni 2016

Review Psikoterapi

PSIKOANALISA

Terapi Psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Terapi ini berpusat pada alam bawah sadar manusia. Menurut Freud gejala traumatik pada seseorang terjadi karena tertekannya keteganga emosi yang ada, ketegangan yang ada kaitannya dengan ingatan yang ditekan ke alam bawah sadar (repress), ingatan mengenai hal-hal traumatik dari pengalaman seksual pada masa kecil. Freud mengatakan ada 5 fase yang harus dilewati seseorang yaitu anal, oral, phalic, latent, dan genital. Struktur kepribadian dalam konsep utama psikoanalisa terbagi atas id (keinginan yang ada dalam diri manusia), ego (komponen psikologis yang mengatur, memrintah, dan mengendalikan id), dan superego (norma-norma yang berlaku di lingkungan). 

Tujuan dari terapi psikoanalisa adalah menggali pengalaman masa lalu klien melalui alam bawah sadarnya untuk mengungkap dan membentuk kembali struktur karakter klien.
Psikoanalisa sendiri memiliki beberapa metode, yaItu asosiasi bebas, analisis transferensi, analisis mimpi, analisis resistensi, dan interpretasi atau penafsiran.

Kekurangan dalam terapi psikoanalisa
§ Waktu yang dilakukan untuk terapi psikoanalisa ini cukup panjang sehingga ada kemungkinan membuat klien merasa jenuh dalam menjalani terapi
§ Dalam melakukan terapi psikoanalisa diperlukan terapis yang benar-benar sudah terlatih
§ Terapi ini tidak efektif untuk psikosis atau penyakit menetap
§ Karena memakan waktu yang lama, biaya yang dikeluarkan oleh klien pun cukup banyak

Kelebihan dalam terapi psikoanalisa
¤ Dengan menggunakan terapi psikoanalisa, terapis dapat mengetahui masalah klien secara mendalam karena prosesnya dicari tahu dari masa lalu klien
¤ Klien juga dapat mengetahui masalah dalam dirinya yang ia tidak sadari
¤ Apabila terapi psikoanalisa ini berhasil, klien tidak lagi menderita gejala-gejala yang selama ini menghambatnya


HUMANISTIK EKSISTENSIALIS

Dasar dari terapi humanistik eksistensial adalah penekanan keunikan setiap individu serta memusatkan perhatian pada kecenderungan alami dalam pertumbuhan dan perwujudan dirinya. Teori humanistik eksistensial berfokus pada diri manusia. Pendekatan humanistik eksistensial merupakan suatu pendekatan yang berusaha mengembalikan pribadi kepada fokus sentral, yakni memberikan gambaran tentang manusia pada tarafnya yang tertinggi. erapis humanistik eksistensial berpijak pada premis bahwa manusia tidak bisa lari dari kebebasan bahwa kebebasan dan tanggung jawab berkaitan. Terapi humanistik eksistensial menekankan kondisi-kondisi inti manusia dan menekankan kesadaran diri sebelum bertindak. Kesadaran diri berkembang sejak seseorang masih bayi. Perkembangan kepribadian yang normal berlandasankan keunikan masing-masing individu.

Kekurangan terapi humanistik eksistensialis
§ Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal
§ Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas
§ Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri)
§ Terapi humanistik eksistensialis ini juga memakan waktu yang lama

Kelebihan terapi eksistensialis
¤ Mengakui pentingnya dari pribadi ke pribadi
¤ Memanusiakan manusia
¤ Terapi ini cocok digunakan untuk klien yang mengalami masalah kepercayaan diri dan mengalami kekurangan dalam perkembangan
¤ Terapi humanistik eksistensialis memberi kebebasan kepada klien untuk mengambil keputusan sendiri
¤ Pendekatan terapi humanistik eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan klien seperti masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan ataupun masa transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa.
 

CLIENT CENTERED THERAPY
Tokoh client centered therapy adalah Carl Rogers. Rogers lebih menekankan pada pentingnya relasi antarpribadi dengan sikap salinmg menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapis) dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah dalam kehidupannya serta dalam mempermudah perkembangan kepribadian. Rogers meyakini bahwa sebenarnya klien memiliki jawaban sendiri atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas terapis hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik asesmen dan pendapat terapis bukanlah hal yang penting dalam treatment  kepada klien. 

Kelebihan client centered therapy --> Terapi ini membantu klien lebih memahami dirinya sendiri dan memberi kebebasan kepada klien untuk menemukan jawaban-jawaban yang benar atas permasalahan yang sedang dihadapinya. Terapi ini juga membuat klien lebih mandiri dan tidak bergantung kepada terapis.

Kekurangan client centered therapy --> Pada terapi ini terapis lebih pasif karena terlalu memberi kebebasan kepada klien dalam menentukan jawaban dalam permasalahan yang sedang dihadapinya.

LOGOTHERAPY

Tokoh dari logotherapy adalah Viktor Frankl. Logoterapi beranggapan bahwa makna hidup dan hasrat untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna. Logoterapi memiliki wawasan mengenai manusia yang berlandaskan tiga pilar filosofis yang satu dengan lainnya erat berhubungan dan saling menunjang, yaitu kebebasan berkehendak, kehendak hidup bermakna, dan makna hidup.

Logoterapi dilandasi keyakinan bahwa manusia memiliki kapasitas untuk mengubah aspek-aspek hidup yang negatif menjadi sesuatu yang positif atau konstruktif. Yang paling penting adalah memanfaatkan yang terbaik (optimum) dari setiap situasi. Dengan optimism tersebut, dalam bentuk yang terbaik memungkinkan manusia untuk: (1) mengubah penderitaan menjadi keberhasilan dan sukses; (2) mengubah rasa bersalah menjadi kesempatan untuk mengubah diri sendiri ke arah yang lebih baik; (3) mengubah ketidakkekalan hidup menjadi dorongan untuk bertindak dengan penuh tanggungjawab.

Kelebihan logotherapy --> Terapi ini membantu klien dalam memahami makna hidup yang sebenarnya. Terapi ini juga dapat membantu klien mengubah pandangan negatifnya dalam kehidupan menjadi pendangan yang lebih positif sehingga klien lebih menikmati hidup.

Kekurangan logotherapy --> Tidak semua klien dapat dengan mudah memahami makan hidup yang sebenarnya. Hal ini juga dapat menyulitkan terapis dalam memberikan terapi kepada klien sehingga dapat memakan waktu yang lama dalam proses terapi karena terapis harus membimbing klien terleboh dahulu dalam memahami makna hidup.

RATIONAL EMOTIVE THERAPY

Rational emotive therapy (RET) dikembangkan oleh Albert Ellis. RET dibangun berdasar atas filosofi bahwa "apa yang mengganggu jiwa manusia bukanlah peristiwa-peristiwa, tetapi bagaimana manusia itu meraksi atau berprasangka terhadap  peristiwa-peristiwa tersebut".
RET tidak memusatkan perhatian kepada peristiwa-peristiwa masa lalu, tetapi lebih kepada peristiwa yang terjadi saat ini dan bagaimana reaksi terhadap peristiwa tersebut. RET juga percaya bahwa setiap manusia memiliki pilihan, mampu mengontrol ide-idenya, sikap perasaan, dan tindakan-tindakannya serta mampu menyusun kehidupannya menurut kehendak atau pilihannya sendiri. RET didasari asumsi bahwa manusia itu dilahirkan dengan potensi rasional dan juga irasional. Seseorang berperilaku tertentu karena ia ercaya harus bertindak dalam cara itu. Sedangkan gangguan emosional terletak pada keyakinan irasional. Dengan kata lain keyakinan irasional lah yang menyebabkan gangguan emosional.

Kelebihan rational emotive therapy --> Terapi ini dapat membantu menyelesaikan permasalahan klien mengenai pemikiran irasional yang sudah lama dimiliki klien dengan cara menyadarkan (mengkonfrontasi) pemikiran irasional klien.

Kekurangan retional emotive therapy --> Setiap individu memandang masalah berbeda-beda, dan setiap individu juga memiliki persepsi terhadap pemikiran irasional yang berbeda-beda. Hal ini dalam menjadi masalah bagi terapis dalam menganalisa permasalahan klien.

BEHAVIORAL THERAPY

Teori konseling behavioral  berasal dari konsepsi yang dikembangkan oleh hasil-hasil penelitian psikologi eksperimental. Terutama dari Pavlov dengan classical conditioning-nya dan B.F Skinner dengan operant conditioning-nya yang menurut mereka berguna untuk pemecahan masalah-masalah tingkah laku abnormal dari yang sederhana (hysteria, obsesional neurosis, paranoid) sampai pada yang kompleks (seperti phobia, anxiety, psikosa).

Dalam pandangannya tentang manusia, teori behavioral  menganggap bahwa pada dasarnya manusia bersifat mekanistik dan hidup dalam alam yang deterministik, dengan sedikit peran aktifnya untuk memilih martabatnya. Perilaku manusia adalah hasil respon terhadap lingkungan dengan kontrol yang terbatas dan melalui interaksi kemudian berkembang pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian. Dalam konsep behavioral, perilaku manusia merupakan hasil proses belajar, sehingga dapat diubah dengan memanipulasi kondisi-kondisi belajar. 

Kelebihan behavioral therapy --> Terapi ini memiliki berbagai teknik yang mudah dilakukan oleh klien serta memberikan peluang pada konselor untuk menggunakan berbagai teknik khusus untuk menghasilkan perubahan perilaku. Waktu yang diperlukan dalam terapi ini juga relatif singkat.

Kekurangan behavioral therapy --> Terapi ini tidak dapat diharapkan terlalu banyak untuk klien yang sedang dalam tahap pencarian jati diri. Terapi ini juga hanyak mengubah tingkah laku klien bukan perasaan klien, serta terapi ini hanya memfokuskan untuk mengobati gejela bukan penyebab mengapa klien melakukan tingkah laku tersebut.

GROUP THERAPY

Terapi yang dilakukan pada sebuah kelompok dengan kegiatan yang terstruktur dan memberikan efek terapeutik bagi para anggotanya. Setiap anggota akan belajar untuk membuka diri mereka, menceritakan masalah mereka, mendengar pendapat atau saran dari anggota lain. Terapi kelompok dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih.

Kelebihan group therapy --> Klien yang mengikuti group therapy dapat mendapat dukungan dari sesama klien yang memiliki permasalahan yang sama dengan dirinya. Terapi ini juga membantu klien dalam meningkatkan hubungan interpersonal, kemampuan pemecahan masalah, serta meningkatkan uji realitas.

Kekurangan group therapy --> Tidak semua individu atau klien merasa nyaman mengungkapkan permasalahannya secara kelompok karena setiap klien memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Peran terapis juga menjadi terbagi, tidak fokus terhadap satu klien saja.  

Senin, 30 Mei 2016

Rational Emotive Therapy, Behavioral Therapy, & Group Therapy

RATIONAL EMOTIVE THERAPY

 Tokoh utama rational Emotive Therapy (RET) adalah Albert Ellis. Terapi ini hakekatnya dibangun atas ketidakpuasan Albert Ellis terhada teori Psikoanalisa serta berdasar atas pemahamannya tentang teori behavioral

1.  Konsep Utama
          RET dibangun berdasar atas filosofi bahwa "apa yang mengganggu jiwa manusia bukanlah peristiwa-peristiwa, tetapi bagaimana manusia itu meraksi atau berprasangka terhadap  peristiwa-peristiwa tersebut".
            RET tidak memusatkan perhatian kepada peristiwa-peristiwa masa lalu, tetapi lebih kepada peristiwa yang terjadi saat ini dan bagaimana reaksi terhadap peristiwa tersebut. RET juga percaya bahwa setiap manusia memiliki pilihan, mampu mengontrol ide-idenya, sikap perasaan, dan tindakan-tindakannya serta mampu menyusun kehidupannya menurut kehendak atau pilihannya sendiri. RET didasari asumsi bahwa manusia itu dilahirkan dengan potensi rasional dan juga irasional. Seseorang berperilaku tertentu karena ia ercaya harus bertindak dalam cara itu. Sedangkan gangguan emosional terletak pada keyakinan irasional. Dengan kata lain keyakinan irasional lah yang menyebabkan gangguan emosional.
            RET juga disebut sebagai pendekatan konseling A-B-C-D-E. Dalam teori tersebut dinyatakan bahwa manusia membentuk perasaan dan tingkah lakunya berdasarkan pikiran dan filsafat yang ditemukannya sendiri, yang dibentuk oleh lingkungan sosialnya.
            Secara umum, teori tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
A     : Peristiwa yang menggerakan, misal "Saya gagal dalam tes matematika"
B     : Hasil evaluasi terhadap peristiwa yang dialami (A)
B1    : Pesan irasional "Saya gagal tes, berarti saya sebagai orang yang mengalami gagal total"
B2   : Pesan rasional "Saya gagal tes. Ini tidak memuaskan dan payah, tetapi ini semua harus dihadapi dan saya akan menyiapkan diri lebih baik untuk ujian mendatang"
C     : Representasi dari konsekuensi perasaan yang dihasilkan
B1   : Merasa tertekan
B2  : Berbesar hati dan tidak akan menghalangi dalam ujian berikutnya
D   : Hadirnya perdebatan argumen untuk melawan pesandiri yang tidak rasional dinyatakan dalam B1. Fungsi konselor adalah membantu untuk mempertanyakanesan-pesan irasional yang teridentifikasi.
E     : Merupakan jawaban-jawaban yang telah dikembangkan berdasar atas pertanyaan-pertanyaan irasional.

2.  Tujuan Konseling
           Menurut Thomson dan Rudolf (1983) tujuan RET adalah mengajarkan klien untuk berpikir dan secara personal lebih puas dalam merealisasikan pilihan-pilihan antara kebencian diri dan perilaku negatif, meningkat kepada perilaku yang positif dan efisien. 

3.  Fungsi Konselor
          Karakteristik utama pendekatan RET adalah aktif-direktif. Fungsi utama konselor dalam RET adalah menyerang, membantah, mengkonfrontasikan, atau membongkar keyakinan irasional klien dalam rangka menunjukan betapa tidak rasionalnya cara berpikir klien.

4.  Proses dan Teknik Konseling
        Dalam proses konseling, klien diharapkan sepenuhnya dapat mencapai tiga pemahaman (1) peristiwa-peristiwa sebelumnya yang menyebabkan perilakunya neurotik, (2) alasan-alasan yang menjadikan ia mempertahankan ketidakbahagiannya dan mengulanginya,, (3) klien dapt mengalahkan gangguan emosinya dengan secara konsisten mengobservasi, menanyakan, dan menemukan sistem keyakinan dirinya.
  • Teknik Kognitif adalah teknik yang digunakan untuk mengubah cara berpikir klien. Teknik ini meliputi; pengajaran, persuasif, konfrontasi, dan pemberian tugas. 
  • Teknik-teknik emotif adalah teknik yang digunakan untuk mengubah emosi klien. Dalam teknik ini, konselor harus mampu menerima klien tanpa syarat. Termasuk teknik ini diantaranya  adalah sosiodrama, role playing, modeling ataupun self modeling, latihan asertif, humor, serta latihan melawan rasa malu.
  •   Teknik-teknik perilaku adalah teknik yang diggunakan untuk mengubah perilaku klien yang tidak diinginkan. Termasuk teknik ini adalah melalui penerapan prinsip penguatan (reinforcement), teknik pemodelan sosial (social modeling), serta relaksasi.

BEHAVIORAL THERAPY

  Teori konseling behavioral  berasal dari konsepsi yang dikembangkan oleh hasil-hasil penelitian psikologi eksperimental. Terutama dari Pavlov dengan classical conditioning-nya dan B.F Skinner dengan operant conditioning-nya yang menurut mereka berguna untuk pemecahan masalah-masalah tingkah laku abnormal dari yang sederhana (hysteria, obsesional neurosis, paranoid) sampai pada yang kompleks (seperti phobia, anxiety, psikosa).

1.  Konsep Utama
          Dalam pandangannya tentang manusia, teori behavioral  menganggap bahwa pada dasarnya manusia bersifat mekanistik dan hidup dalam alam yang deterministik, dengan sedikit peran aktifnya untuk memilih martabatnya. Perilaku manusia adalah hasil respon terhadap lingkungan dengan kontrol yang terbatas dan melalui interaksi kemudian berkembang pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian. Dalam konsep behavioral, perilaku manusia merupakan hasil proses belajar, sehingga dapat diubah dengan memanipulasi kondisi-kondisi belajar. 

2. Aplikasi dalam Konseling
            Konsep behavioral dalam psikoterapi yaitu bagaimana memodifikasi perilaku melalui penataan lingkungan, sehingga terjadi proses belajar yang tertuju kepada perubahan perilaku. Pendekatan behavioral yang memusatkan perhatian kepada perilaku yang tampak, mengindikasikan bahwa dalam pelaksanaan konseling yang perlu diperhatikan adalah pentingnya konselor untuk mecermati masalah-masalah penyimpangan perilaku klien yang ditampilkan untuk selanjutnya merumuskan secara jelas tentang perubahan-perubahan yang dikehendaki.

  a. Tujuan Konseling --> Menghapus pola-pola maladaptif individu dan membantu mereka mempelajari pola-pola tingkah laku yang lebih konstruktif, mengubah tingkah laku maladaptif individu, dan menciptakan kondisi-kondisi baru yang memungkinkan terjadinya proses belajar ulang.

 b. Fungsi Konselor --> Penerapan-penerapan prinsip belajar dalam pendekatan behavioral  tela menempatkan pentingnya fungsi dan peranan konselor sebagai pengajar. Secara aktif, kreatif dan direktif konselor diharapkan mampu menerapkan pengetahuan-pengetahuan yang dimilikinya guna mengajarkan keterampilan-keterampilan baru sesuai permasalahan klien dan tujuan yang diinginkan.

3. Metode dalam Konseling Behavioral
  • Operant Learning --> Penguatan yang dapat menghasilkan perilaku yang diharapkan, serta pemanfaatan situasi di luar klien yang dapat memperkuat perilaku klien yang dikehendaki.
  • Unitative Learning atau Social Modelling --> Perilaku adaptif yang dapat dijadikan model bagi klien, dapat melalui rekaman, pengajaran terprogram, video, fil, atau biografi orang.
  • Cognitive Learning --> Banyak menekankan pentingnya aspek perubahan kognitif klien.
  • Emotional Learning --> Metode ini digunakan untuk individu yang mengalami kecemasan melalui penciptaan situasi rileks. 
4. Teknik dalam Konseling  Behavioral
  •  Disentisisasi Sistematis --> Cara yang digunakan untuk menghapus tingkah laku yang negatif dengan menyertakan pemunculan tingkah laku yang berlawanan.
  • Latihan Asertif --> Latihan mempertahankan diri akibat perlakuan orang lain yang menimbulkan kecemasan dengan cara mempertahankan hak dan harga dirinya.
  • Terapi Aversi --> Untuk menghilangkan kebiasaan buruk atau menghukum perilaku yang negatif dan mempertahankan perilaku yang positif.
  • Penghentian Pikiran --> Teknik ini digunakan untuk klien yang sangat cemas.
  • Kontrol Diri
  • Pekerjaan Rumah 

GROUP THERAPY

1. Konsep Utama
     Terapi yang dilakukan pada sebuah kelompok dengan kegiatan yang terstruktur dan memberikan efek terapeutik bagi para anggotanya. Setiap anggota akan belajar untuk membuka diri mereka, menceritakan masalah mereka, mendengar pendapat atau saran dari anggota lain. Terapi kelompok dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih. Keuntungan yang diperoleh individu melalui terapi aktivitas kelompok ini adalah dukungan, pendidikan, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan kemampuan hubungan interpersonal dan meningkatkan uji realitas.

2. Unsur-unsur Terapi
  • Mengidentifikasi masalah bersama orang lain yang memiliki permasalahan yang sama.
  • Membantu klien untuk meningkatkan hubungan interpersonal dengan klien lain sehingga setiap dari mereka dapat saling mendukung.
  • Menghilangkan perasaan-perasaan terisolasi dalam diri klien.
  • Menghilangkan kecemasan-kecemasan yang dirasakan oleh klien.
  • Mendorong klien untuk membicarakan perasaan-perasaan batinnya dengan sepenuh hati.
  • Membantu klien untuk melepaskan ketegangan dalam diri yang telah dipendam.
  • Meningkatkan klien untuk berpartisipasi serta bertukar pikiran dan masalah dengan orang lain. 
3. Teknik Terapi
  • Teknik yang melibatkan anggota keluarga
  • Teknik yang melibatkan pemimpin
  • Menggunakan babak-babak teurapeutik
  • Teknik sesekali membantu lebih dari satu anggota.
  • Teknik untuk bekerja dengan Individu secara tidak langsung.
  • Teknik yang menyebabkan para anggota berbagi pada tingkat lebih pribadi


SUMBER
Mashudi, F. (2013). Psikologi konseling. Yogyakarta: IRCiSoD.
 Kuntjojo, Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling.
Sunardi, P., & Assjari, M. (2008). Teori konseling. Bandung: PLB FIP UPI.

RIZKI AMALIA
3PA12
17513912