A. MENGENDALIKAN FUNGSI MANAJEMEN
1. Definisi Pengendalian (Controlling)
1. Definisi Pengendalian (Controlling)
Pengendalian/Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja
dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
Controlling is the process of measuring performance and taking action to
ensure desired results (Schermerhorn, 2002).
Pengendalian/Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala
aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan. The
process of ensuring that actual activities conform the planned
activities (Stoner, Freeman, & Gilbert, 1995).
2. Langkah-Langkah Kontrol
a. Perencanaan Strategi
b. Penyusunan Anggaran
c. Pelaksanaan Anggaran
d. Evaluasi Kinerja
3. tipe-tipe Kontrol Dalam Manajemen
a. Pengawasan pendahuluan
a. Pengawasan pendahuluan
Dirancang untuk mengantisipasi adanya penyimpangan dari standar atau tujuan
dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu
diselesaikan.
b. Pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan
Merupakan proses di mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui
dulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan – kegiatan bisa
dilanjutkan, untuk menjadi semacam peralatan “double check” yang telah
menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
c. Pengawasan umpan balik
Mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.
B. KEKUASAAN DAN PENGARUH
1. Definisi Kekuasaan
Kekuasaan (power) adalah kemampuan yang dimiliki seseorang atau
kelompok untuk mempengaruhi individu lain ataupun kelompok lain.
Kekuasaan yang dimiliki seseorang akan menempatkan orang tersebut dalam
suatu kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain yang
dipengaruhinya. Pada umumnya kekuasaan akan menciptakan suatu hubungan
yang vertical dalam suatu organisasi. Kekuasaan juga akan menentukan
siapa yang pantas dan seharusnya mengambil keputusan (decision making)
dalam suatu organisasi.
Teori yang dikemukakan oleh French dan
Raven ini menyatakan bahwa kepemimpinan bersumber pada kekuasaan dalam
kelompok atau organisasi. Dengan kata lain, orang atau orang-orang yang
memiliki akses terhadap sumber kekuasaan dalam suatu kelompok atau
organisasi tertentu akan mengendalikan atau memimpin kelompok atau
organisasi itu sendiri. Adapun sumber kekuasaan itu sendiri ada tiga
macam, yaitu kedudukan, kepribadian dan politik.
2. Sumber-Sumber Kekuasaan
Kekuasaan Berdasarkan Kedudukan memiliki pengaruh potensial yang
berasal dari kewenangan yang sah karena kedudukannya dalam organisasi
terdiri dari: Kewenangan Formal dan Kekuasaan Pribadi.
Kewenangan
Formal, yaitu kewenangan yang mengacu pada hak prerogatif, kewajiban
dan tanggung jawab seseorang berkaitan dengan kedudukannya dalam
organisasi atau sistem sosial.
Kontrol terhadap sumber daya dan
imbalan, merupakan kontrol dan penguasaan terhadap sumber daya dan
imbalan terkait dengankedudukan formal. Makin tinggi posisi seseorang
dalam hirarki organisasi, makin banyak kontrol yang dipunyai orang
tersebut terhadap sumber daya yang terbatas. Kontrol terhadap hukuman
merupakan kapasitas untuk mencegah seseorang memperoleh imbalan..
Kontrol terhadap informasi menyangkut kontrol terhadap akses terhadap
informasi penting maupun kontrol terhadap distribusinya kepada orang
lain. Kontrol ekologis menyangkut kontrol terhadap lingkungan fisik,
teknologi dan metode pengorganisasian pekerjaan.
Kekuasaan
pribadi menjelaskan bahwa kelompok sumber kekuasaan berdasarkan
kedudukan akan berlimpah pada orang-orang yang secara hirarki mempunyai
kedudukan dalam organisasi. Pengaruh potensial yang melekat pada
keunggulan individu terdiri dari: Kekuasaan keahlian (expert power),
Kekuasaan kesetiaan (referent power), dan Kekuasaan karisma.
Kekuasaan keahlian (expert power) merupakan kekuasaan yang bersumber
dari keahlian dalam memecahkan masalah tugas-tugas penting. Semakin
tergantung pihak lain terhadap keahlian seseorang, semakin bertambah
kekuasaan keahlian (expert power) orang tersebut.
Kekuasaan
kesetiaan (referent power) merupakan potensi seseorang yang menyebabkan
orang lain mengagumi dan memenuhi permintaan orang tersebut. Referent
power terkait dengan keterampilan interaksi antar pribadi, seperti
pesona, kebijaksanaan, diplomasi dan empati.
Kekuasaan karisma
merupakan sifat bawaan dari seseorang yang mencakup penampilan, karakter
dan kepribadian yang mampu mempengaruhi orang lain untuk suatu tujuan
tertentu.
3. Definisi Pengaruh
Sebagai esensi dari kepemimpinan,
pengaruh diperlukan untuk menyampaikan gagasan, mendapatkan penerimaan
dari kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang lain agar
mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan.
Jika kekuasaan
merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara kekuasaan itu
dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh karena itu,
cara kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku
mempengaruhi dan proses-proses mempengaruhi yang timbal balik antara
pemimpin dan pengikut, juga akan menentukan efektivitas kepemimpinan.
4. Pengaruh Taktik Organisasi
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Selain
menggunakan kekuasaan, ada berbagai cara yang dapat digunakan oleh orang
yang berada dalam organisasi untuk mempengaruhi orang lain.
Taktik-taktik mempengaruhi (Influence Tactics) adalah cara-cara yang
biasanya digunakan oleh seseorang untuk mempen-garuhi orang lain, baik
orang yang merupakan atasan, setingkat, atau bawahannya. Dengan
mengetahui dan menggunakan hal ini, maka seseorang dapat mempengaruhi
orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya.
Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti
taktik-taktik yang biasa digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain.
(Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat ukur telah dibuat untuk
meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang
dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior
Questionnaire (Yukl, Lepsinger, and Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl
dkk, menun-jukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di
dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:
Persuasi Rasional
(Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang
lain tertarik.
Daya-tarik Inspirasional (Inspirational
Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan
antusiasme atau gairah pada orang lain.
Konsultasi
(Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi
dalam pembuatan suatu rencana yang akan dilaksanakan.
Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang
mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan.
Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang
mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena
merupakan teman atau karena dianggap loyal.
Pertukaran
(Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan
target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan
tertentu.
Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta
bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk agar orang yang
dijadikan target setuju.
Tekanan (Pressure), terjadi jika
seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman,
peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang
lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan
bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan
organisasi.
Daftar Pustaka :
Sukoco, Badri Munir. (2007). Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. Jakarta: Erlangga.
Tangkilisan, Drs.Hessel Nogi S. (2005). Manajemen Publik. Jakarta: PT. Grasindo.
Umar, Husein. (2000). Business An Introduction. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Media.
NAMA : RIZKI AMALIA
NPM : 17513912
KELAS : 3PA12